Rabu, 11 November 2009

Al-Islam "Syari'at dan Khilafah" Jalan Baru Untuk Indonesia Lebih Baik

Rahasia Kejayaan
Agar Indonesia maju, bagi umat Islam tidak ada pilihan kecuali kembali pada rahasia-Nya (Alloh Swt), yaitu penerapan sistem (Syari'ah) Islam secara kaffah (lengkap). Islam harus menjadi ideologi yang melandasi semua bentuk interaksi kehidupan sosial, baik dalam negeri maupun luar negeri.
Syari'at Islam telah menyiapkan negara dengan ditopang oleh sejumlah struktru yang diperlukan, di antaranya adanay khalifah (kepala negara/ Presiden), para Mu'awin (Pembantu Kholifah/ Mentri), Para Wali (Kepala Daerah/Bupati), hingga para qadhi (hakim), petugas admninistrasi dan majelis umat.
Dalam sistem ekonomi Islam, terdapat berbagai ketentuan syari'ah yang berkaitan dengan tanah, kempemilikan, industri, perdagangan dalam dan luar negeri dan sistem lainnya. Semua itu menjadi perangkat penting untuk menjamin terciptanya kemakmuran dan kesejahteraan.
Lalu terkait dengan politik luar negeri, ada ketentuan syariah mengenai kewajiban untuk membangun tentara yang kuat, bukan berdasarkan konsep tipuan Barat, yakni "minimum deterrence' (pertahanan minimal).
Konsep ini hanyalah dimaksudkan untuk mematikan kekuatan militer Dunia Ketiga, khususnya Dunia Islam, dan demi melanggengkan kekuasaan Barat atas negeri-negeri jajahannya.
Islam, degan seperangkat konsepnya yang lengkap dan mudah diterapkan, akan menjadikan Indonesia berdaulat atas seluruh kekayaan dan potensi melimpah yang dimilikinya. Dengan menerapkan syariah Islam, Indonesia tidak akan menjadi negara yang mengabdi pada kepentingan asing, mengatur rakyatnya dengan undang-undang ataupun konsensus pihak asing (misal: Konsensus Washington) yang liberal dan menjadikan rakyat "kere" di negerinya sendiri yang subur, persis seperti pepatah: seperti unta yang magi karena kehausan, padahal ia memikul air di punggungnya.
Yang pasti, Alloh SWT sudah jauh-jauh hari mengingatkan umat ini atas sikap abainya terhadap penerapan syariah Islam:
Siapa saja yang berpaling dari peringatan-Ku (Al-Qur'an), sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit dan pada Hari Kiamat nanti Kami akan membangkitkannya dalam keadaan buta" (QS.Thaha[20]:124)